Pernah di suatu waktu diawal-awal saya bisa merasjut secara
mandiri, saya baru mampu menguasai sebuah pola berbentuk kupu-kupu. Ini hasil
dari saya tiap malam nonton vidio rajut di youtube. Yang kemudian saya download dan saya tonton
berulang-ulang secara offline.
Untuk pattern/tutorial bros rajut kupu-kupu ini bisa dilihat disini
Dari situlah ketergantungan saya untuk merajut dimulai. Hampir
setiap malam saya merajut dengan pola yang satu itu. Dikamar saya merajut,
dipintu, di teras,dikasur. Dengan posisi duduk, tiduran, sandaran, lesehan,semuanya
tentang rajut.Saya mulai berganti warna, bahkan satu warna tak cukup satu. Dalam
satu warna saya buat sepuluh item.
Lalu saya bertanya pada naluri saya, ini semua mau diapakan?
Dijual saja ke temen-temen. Tapi aku tidak punya teman sebanyak ini? Lalu produk
rajutan saya ini saya titipkan di toko yang
menjual accessories. Ada yang menolak karena sudah mendapat suplyer
tetap, ada yang bilang kemahalan, dan ada yang mau nerima. Buat saya itu tidak masalah. Namanya juga
cobaan. Bahkan produk saya tidak dipajang. Ketika saya mau ambil, eh si penjual
lupa naruhnya dimana. Ealah!
Lalu petaka itu datang. Petaka yang sebenarnya. Petaka yang
datang dari diri saya sendiri. Dimalam-malam saya setelah aktivitas saya, saya
masih menyisakan waktu untuk merajut dan browsing sana sini tentang rajut. Buat
nambah ilmu maksudnya. Saya menemukan berbagai macam hal tentang rajut. Jarum,
benang, pattern, dll. Dari situlah saya tahu bahwa benang katun yang saya pakai
selama ini, tidak cocok untuk dibuat bross! Ini petaka! Lalu mau diapain
rajutan bros sebanyak ini?
Inilah pengalaman saya diawal merajut. Saya berbagi, semoga
menginspirasi.
Salam,
Dj R
Tidak ada komentar:
Posting Komentar